Negara “Pura-Pura” Pancasila

“ Konsep-konsep kunci dalam Pancasila banyak yang belum sepenuhnya dipahami sehingga menimbulkan pertentangan yang tak perlu. Maka, saya membuat buku Wawasan Pancasila  yang menuliskan konsep-konsep pokok Pancasila tersebut,” ungkap Yudi Latif mengenai alasannya menerbitkan buku Wawasan Pancasila Edisi Komprehensif dalam acara diskusi buku yang digelar oleh Centre for Religion and Science UIN Sunan Kalijaya Yogyakarta, Jumat  14 Agustus 2020.

Konsep- konsep yang dijelaskan dalam buku  tersebut, antara lain, Pancasila sebagai ideologi negara, Pancasila sebagai civil religion, dan Konsep Pembudayaan Pancasila.

pancasila

Konsep Pembudayaan Pancasila nantinya bisa diterapkan sebagai pedoman pembangunan. Karena menurut Yudi Latif, pembudayaan Pancasila menyentuh tiga titik penting, yaitu sistem tata nilai, tata kelola, dan tata material.

Ketiga tatanan ini saling terkait, dimulai dari keterlibatan masyarakat, pihak swasta, dan pemerintah sebagai pengelola negara. Membangun tata nilai, tata kelola, dan tata material harus berjalan bersamaan dan diperankan oleh masing-masing komponen sampai menjadi habit dan akhirnya membudaya.

Dalam diskusi ini, hadir juga Rektor STFT Widya Sasana, Romo FX Eko Armada yang menambahkan pentingnya pemahaman Pancasila, “Tugas kita melanjutkan menggali filsafat Pancasila yang oleh Soekarno sendiri diakui belum sepenuhnya beliau gali. Nah, buku Wawasan Pancasila ini bisa menjadi pemantik untuk menggali Pancasila lebih dalam lagi melalui horizon kita masing-masing,” ujarnya. Narasumber lainnya, J. Kristiadi, pengamat politik, mengingatkan bahwa  perlu segera ada bukti bahwa kita ini negara Pancasila, bukan sekadar negara “pura-pura Pancasila”. Nilai-nilai Pancasila bukan sekadar jargon tapi bisa dipraktikkan oleh masyarakat, termasuk penyelenggara negara.

Leave a Reply