Melakukan Orkestrasi Melalui Value Creation

Apa yang membedakan bisnis konvensional dengan bisnis berbasis teknologi platform? 

Perbedaan utamanya ada pada aspek value creation. Nilai lebih dari suatu produk atau jasa.

Pada bisnis konvensional, proses value creation hadir dalam skema pipeline, artinya dari proses bisnis panjang suatu perusahaan menggunakan seluruh asset yang dimilikinya. Sedangkan bisnis berbasis platform, value creation terjadi sangat cepat karena menggunakan resources yang dimiliki pihak eksternal yang jumlahnya tidak terbatas dalam connected society.

Mari kita tengok contoh praktis penggunaan value creation oleh perusahaan raksasa Nike yang diceritakan dalam buku #MO.  Pada tahun 2012, Nike mengakuisisi FuelBand yang mengembangkan wearable device untuk men-track aktivitas olahraga, seperti jarak dan waktu tempuh, hingga jumlah kalori yang terbakar.

Nike Fuel Band

Dengan FuelBand, Nike mampu membangun ekosistem para penggunanya melalui data yang terkoneksi. Memberikan user experience yang berbeda. Performa olahraga hingga health goals seperti jumlah langkah  pun bisa dimonitor melalui aplikasi tersebut. Tidak heran saat perilisan Nike + FuelBand menjadi produk favorit yang juga banyak dipakai oleh olahragawan.

Integrasi Platform

Berbagai data yang diperoleh Nike+FuelBand diolah untuk menjadi basis rancangan Nike yang disesuaikan dengan kebutuhan konsumen. Nike tak lagi semata-mata menghasilkan consumer goods, yaitu sepatu dan apparel olahraga, melainkan menjadi pengelola ekosistem dan berbasiskan data.

Sejalan dengan pengembangan FuelBand dan perkembangan komunitas, Nike juga mengembangkan aplikasi Nike Run Club bagi pecinta lari,  aplikasi ini sukses di pasaran. Integrasi digital melalui platform terbentuk.

FuelBand kemudian dihentikan produksinya pada 2014, dan Nike fokus pada pengembangan Nike Run Club dalam platform Nike+ app. Pada September 2016 setelah berbagai rumor yang hadir di kalangan pecinta wearable device, Nike bekerjasama dengan Apple Watch menghadirkan edisi khusus Apple Watch Nike+ bagi para pengguna yang mencintai bergerak aktif.

Kini, sistem android dan ios sudah bisa mengaplikasikan health monitor langsung di smartphone mereka.

Karena itu, Val Alstyne dalam buku Platform Revolution menyebut jika value creation sebuah institusi dilakukan dengan skema konvensional (pipeline), ia pasti bisa mengembangkan bisnisnya dengan skema platform berbasis teknologi. Artinya ini memungkinkan.

Walaupun business model-nya belum tentu menjadi seperti startup yang lebih mengutamakan revenue growth ketimbang the bottom line. Sebab, dengan platform-lah, perusahaan bisa memanfaatkan resources eksternal untuk mempercepat value creation.

Orkestrasi Value Creation

Jadi menurut Rhenald Kasali, kata kuncinya adalah kemampuan untuk meng-orkestrasi atau melakukan resource orchestration. Dalam dunia bisnis teknologi, platform ibarat panggung konser. Tapi, dalam skala besar yang tak terbatas. Tidak hanya bisa menampung puluhan atau ratusan orang, tapi bahkan bisa jutaan hingga miliaran orang. Produsen dan konsumen sama-sama bisa naik ke atas panggung konser, lalu berinteraksi satu sama lain. Ini tentu membutuhkan teknologi dan menjadi lebih mudah dengan adanya kecerdasan buatan (AI).

orkestrasi
Orkestrasi Nilai di Panggung Orkestra

Kini mereka bisa tidak saling mengenal, tetapi ada governance system yang membuat mereka bisa saling percaya. Yang mengelola dan mengawal governance-nya itu sudah pasti adalah pengelola platform. Dan karena itu kita perlu mengenalnya karena sistem governance yang kita kenal selama ini adalah governance yang bersifat internal dan top-bottom, kini governance-nya menjadi eksternal dan horizontal.

Harmoni yang dihasilkan sebuah orkestrasi juga bukan semata-mata dalam bentuk nada-nada indah sebagaimana musik orkestra, melainkan dalam wujud value creation dan lalu lintas data dalam jumlah raksasa. Dengan cara itulah, “panggung konser” Platform terus membesar dan menarik lebih banyak produsen dan konsumen untuk ikut bergabung.  

Inilah kelebihan era #MO, saat resources tidak lagi bersumber dari internal saja, tapi bisa mencari kolaborasi, memanfaatkan ekosistem dan berorientasi pada user experience menggunakan teknik-teknik mobilisasi orkestrasi. #WelcomeToMO

Leave a Reply